Sokaraja – Suasana penuh semangat tampak di area kebun Tambun Mandiri
SMP Perantara pada hari ini (26/9/25). Para santri yang tergabung dalam program
Santripreneur kembali melaksanakan kegiatan panen ke-3, dengan hasil utama
berupa 60 pack sawi pakcoy, 30 pack sawi pagoda, serta telur omega hasil kerja
sama dengan PT. Sufi.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program khusus kewirausahaan yang
berkelanjutan, digagas langsung oleh kepala sekolah bersama tim kewirausahaan
(Santripreneur) SMP Perantara. Sejak ditanam sekitar dua bulan lalu, kebun
organik ini kini menjadi wahana belajar nyata bagi para santri.
“Tujuan utama kegiatan ini adalah memberikan edukasi sekaligus melatih
kemandirian, kedisiplinan, dan tanggung jawab pada siswa. Melalui praktik
langsung, para santri memperoleh pengalaman berharga di bidang agribisnis dan
kewirausahaan,” ungkap salah satu guru pendamping.
Panen Sebagai Media
Edukasi dan Life Skill
Seluruh proses panen dilakukan secara gotong royong dengan peralatan
manual sederhana agar kualitas sayur tetap terjaga. Keterlibatan santri sangat
menyeluruh, mulai dari pengolahan tanah, penyemaian bibit, perawatan, panen,
pengemasan, hingga pencatatan dan pemasaran.
Kegiatan ini tidak sekadar panen, tetapi juga menjadi implementasi nyata
dari pendidikan kecakapan hidup (life skill education). Para santri
belajar praktik ilmu Biologi, manajemen usaha, hingga simulasi ekonomi dalam
proses jual beli.
Dari sisi religius, program ini juga menanamkan nilai-nilai penting,
seperti berikhtiar, menjaga amanah alam dengan menanam, serta menjadikan kerja
sebagai bentuk ibadah.
Manfaat bagi Santri
dan Pesantren
Bagi santri, program ini memberi kesempatan untuk belajar manajemen
usaha, menumbuhkan rasa kepemilikan, dan memperoleh pengalaman praktis.
Sementara bagi pesantren, program ini diharapkan mampu menjadi sumber pendanaan
alternatif sekaligus penyedia pangan sehat dan berkualitas bagi lingkungan
internal.
Pemilihan sistem pertanian organik pun bukan tanpa alasan. Selain
menghasilkan produk yang sehat dan bebas residu kimia, sistem ini ramah
lingkungan, menjaga ekosistem tanah, dan memiliki nilai jual lebih tinggi di
pasaran.
Harapan ke Depan
Untuk panen ke-3 ini, hasil masih dipasarkan dalam skala kecil, terutama
kepada wali santri, dan sebagian dibagikan. Namun, harapannya program ini dapat
terus berkembang, memperluas skala usaha, serta menjadi model percontohan bagi
pesantren lain dalam menciptakan kemandirian sekaligus melahirkan santri
berjiwa pengusaha (Santripreneur).
Dengan semangat kerja keras, kebersamaan, dan nilai religius yang menyertai, panen kali ini bukan hanya menghasilkan sayuran segar, tetapi juga menumbuhkan generasi santri yang mandiri, disiplin, dan berjiwa wirausaha.